Rabu, 04 April 2012

Jalan Paralel Perbatasan, Jalan Kemakmuran

Jalan paralel perbatasan Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia, sepanjang 740 kilometer mulai dibangun pada tahun 2012.
Dalam tahap awal, dialokasikan dana Rp 200 miliar untuk memulai pembangunan jalan dari Kabupaten Sambas. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Barat Jakius Sinyor, Selasa (3/4). Jalan paralel perbatasan adalah jalan yang menghubungkan ujung barat Kalbar di Kabupaten Sambas dan ujung timur di Kabupaten Kapuas Hulu. Jalan itu akan berada di sekitar garis batas negara Indonesia dan Malaysia, tetapi jaraknya tidak sama antara ruas yang satu dan yang lain karena menyesuaikan kontur. ”Saat ini, jalan paralel perbatasan itu sudah menjadi jalan strategis nasional. Tahun 2012, dialokasikan Rp 200 miliar oleh pemerintah pusat untuk tahap awal dari Aruk, Kecamatan Sajingan Besar, Sambas. Masyarakat tidak perlu khawatir lagi karena pemerintah pusat memberi perhatian besar terhadap jalan paralel perbatasan itu,” katanya. Jalan paralel perbatasan akan melalui lima kabupaten perbatasan, yakni Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, dan Kapuas Hulu. Diperkirakan, jalan itu akan menghabiskan dana Rp 7 triliun sehingga perlu anggaran tahun jamak untuk menyelesaikannya. Pembangunan jalan paralel perbatasan dimulai dari Aruk mengarah ke Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, berlanjut ke arah timur hingga berakhir di Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu. Di sepanjang perbatasan Kalbar, pusat ekonomi yang mulai tumbuh baru ada di Aruk, Jagoi Babang, dan Entikong di Kabupaten Sanggau serta Nanga Badau. Jalan paralel perbatasan akan menghubungkan titik-titik pertumbuhan ekonomi itu sehingga perekonomian di perbatasan akan cepat tumbuh. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Kalbar, Erma S Ranik, mengingatkan, kawasan perbatasan akan tetap sulit dibangun, selama instansi yang berwenang tidak bekerja dengan terfokus. (sumber: kompas/4/4/2012/aha)