Selasa, 23 Agustus 2016

Membangun Kawasan Bisnis Perbatasan Kupang , Timor Leste dan Darwin



Oleh harmen batubara
Sebelum pemekaran, wilayah kepulauan ini merupakan wilayah Provinsi Sunda Kecil, dengan ibukota di kota Singaraja, kemudian menjadi 3 provinsi  Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.Setelah pemekaran, Nusa Tenggara Timur (NTT)  menjadi Provinsi yang terdiri dari beberapa pulau, antara lain Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau Sabu, Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau Komodo dan Pulau Palue. Ibukotanya di Kupang, di bagian barat pulau Timor. Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga pulau utama di Nusa Tenggara Timur adalah Pulau Flores, Pulau Sumba dan Pulau Timor Barat (biasa dipanggil Timor).Provinsi ini menempati bagian barat pulau Timor. Sementara bagian timur pulau tersebut adalah bekas provinsi Indonesia yang ke-27, yaitu Timor Timur yang merdeka menjadi negara Timor Leste pada tahun 2002.
Indonesia secara perlahan tengah membangun pertahanannya meski Pertahanan Udara di wilayah timur Indonesia saat ini masih jauh dari memadai, terlebih lagi untuk wilayah NTT.  Padahal wilayah ini berbatasan langsung dengan Timur Leste dan Australia. Saat ini Indonesia baru mempunyai Skuadron 11 Makassar dengan 16 unit pesawat tempur Su-27/30. Memang Timor Leste saat ini belum punya skuadron tempur, tetapi Australia?  Australia punya markas Angkatan Udara Australia RAAF Base di Darwin yang dilengkapi dengan puluhan pesawat tempur F/A-18 E/F Super Hornet dan E/A-18 Growler dan juga terdapat pangkalan Marinir Amerika Serikat. Masih ada lagi pangkalan Angkatan Udara di Tindall yang rencananya akan dilengkapi dengan 1 Skuadron pesawat tempur F-35 A.
Australia adalah tetangga yang rasional, dengan kepentingan nasionalnya ada pada prioritas utama. Masih ingat tahun 1999 lalu ketika terjadi gejolak di Timor Timur menjelang referendum kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia. Hubungan Indonesia dan Australia sudah buntu dan tidak lagi logis, ketika itu hampir terjadi duel udara antara 2 unit Hawk-109/209 TNI AU dengan 2 unit F/A-18 Hornet Australia yang masuk ke wilayah udara Indonesia tanpa izin. Tepatnya tanggal 16 September 1999, dimana 2 unit F/A-18 Hornet Australia yang mencoba memasuki wilayah udara Indonesia di sekitar Nusa Tenggara Timur akhirnya berhasil di usir oleh 2 unit Hawk-109/209 milik TNI AU. Malam harinya setelah kejadian tersebut, Lanud El Tari Kupang kedatangan  8 unit F/A-18 Hornet Australia yang terbang diatas Lanud El Tari Kupang tanpa bisa dicegah TNI-AU. Memang 8 unit F/A-18 Hornet Australia ini hanya sekedar lewat atau fly pass tanpa izin diatas pangkalan militer Indonesia. Suatu penghinaan yang amat keterlaluan.
Masih dalam memperkuat pertahanan. Mabes Angkatan Darat akan membangun 2 kompi kavaleri di wilayah Korem 161/Wirasakti (NTT) dalam rangka memperkuat sistem pertahanan keamanan di perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Indonesia-Australia."Ada dua lokasi yang nantinya dijadikan tempat untuk pembangunan kokav tersebut, yakni di Kabupaten Belu yang berbatasan dengan Timor Leste dan satu lagi di Kabupaten Kupang, tepatnya di Naibonat," kata Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Heri Wiranto di Kupang, Jumat (27/5/2016).
Hal senada juga oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini juga sudah mulai membangun radar pertahanan udara di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).Hal ini dilakukan pihak TNI-AU sebagai langkah menjaga pertahanan keamanan udara di Nusa Tenggara Timur (NTT).“Kami akan bangun satuan radar pertahanan udara di wilayah Kabupaten SBD, sebagai wujud pertahanan udara di wilayah selatan Indonesia, dan meningkatkan Paskhas Kompi C menjadi detasemen pertahanan udara di wilayah Kupang,” kata Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) El Tari Kupang, Kolonel Penerbang Jorry Koloay kepada wartawan, Sabtu, 9 April 2016. Sebagai pemerhati kita menyarankan agar pemerintah juga perlu menjadikan Lanud Eltari Kupang menjadi salah satu pangkalan Skuadron yang dilengkapi dengan pesawat tempur, minimal setara dengan Skuadron Makassar, hal yang sama kita harapkan dibangun juga di Pulau Biak.

Pengembangan Kawasan Bisnis Kawasan
Timor Leste sejak tahun 2014 sudah bertekat akan mengembangkan Oecussi menjadi Zona Pasar Khusus  atau Special Social Market Economy Zone  (ZEESM) yang bisa menarik para penanam modal dari wilayah sekitarnya. Karena itu mereka harus memulainya dengan membangun sarana jalan, jembatan, pelabuhan  mulai dari Sacato-Lifau, pusat pembangkit listrik, hotel dan sarana perumahan  direncanakan akan dimulai pada tahun 2015. Saat penulis ke Winni sudah ada 4 BUMN Indonesia yang ikut ambil bagian dalam pembangunan Infrastruktur tersebut.
Meski masih premature tetapi santer juga terdengar bahwa negara tetangga tersebut akan membangun semacam Casino Resort di Oecussi. Meski dari berbagai info yang ada, pembangunan Casino untuk wilayah itu belum tentu bisa diterima oleh warga, dan kini masih jadi perdebatan. Namun demikian potensi Oecussi jelas akan sangat menarik banyak peminat kalau di sana dibangun Resort Casino. Hal itu bila melihat industry hiburan yang bisa diisi oleh para penggiat pasar seperti itu baik dari China atau Filipina. Dua negara yang saat ini sangat mewarnai kehidupan pariwisata di Timor Leste.
Tetapi apapun rencana negara tetangga tersebut, mereka perlu terlebih dahulu membangun infrastruktur yang memadai untuk bisa mendorong kehidupan bisnis di wilayah itu seperti :

-      Rangkaian Jalan yang menghubungkan antar wilayah di Oecussi, karena umumnya jalan yang ada baru jalan-jalan setapak  yang menghubungkan antar kampung.
-          Belum ada juga sarana transfortasi yang memadai
-          Listrik dan Air bersih masih sangat terbatas
-          System Perbank kannya juga masih belum tumbuh
-          Begitu juga dengan standarisasi harga, sepenuhnya masih tergantung dinamika pasar
-          Sarana pendidikan masih sangat terbatas  dan upaya mengembanlikan lagi kemampuan bahasa warga dari bahasa Indonesia ke bahasa Timor Leste ( Tetun)
-          Dll
Indonesia sendiri dengan program Nawa Cita membangun dari pinggiran,  kini tengah membangun Pintu gerbang perbatasan di 7 Lokasi. Untuk wilayah Oecussi terdapat di tiga Pos Lintas Batas Nasional (PLBN) seperti di Winni Timor Tengah Utara, Mota Ain Kabupaten Belu dan Motamasin Kabupaten Malaka.
Kupang kini memang sudah jauh berbeda. Kalau anda ke Kupang hari hari ini akan terasa dinamika pembangunan yang tengah dikembangkan oleh Pemda terkait. Ketika memantau kunjungan Ketua Komisi V DPR RI, Fary Francis bersama rombongan pada bulan Maret 2016 misalnya, mereka langsung meninjau sejumlah titik pembangunan infrastruktur dan pariwisata di daerah ini. Menurutnya pemerintah pusat telah mengeluarkan sejumlah anggaran untuk pembangunan sektor terkait, seperti pemecah gelombang di tempat rekreasi Batu Kapala Nunhila dan tempat rekreasi di Kelurahan Namosain sepanjang kurang lebih seribu meter, juga   di Pantai Lasiana yang saat ini sudah dikelola Pemprov NTT.
Rombongan juga meninjau langsung lokasi pembangunan jembatan Petuk di Kelurahan Kolhua. Jembatan  penghubung jalan lingkar luar Kota Kupang yang menghubungkan pelabuhan Bolok dan Tenau dengan bandara Eltari . Jembatan sepanjang 320 meter itu akan menjadi jembatan terpanjang di NTT mengalahkan rekor yang dipegang jembatan Noelmina di Kabupaten Kupang yang memiliki panjang 240 meter.jembatan Petuk ini akan menjadi proyek monumental karena membutuhkan biaya besar, dirancang dengan model dua jalur untuk menampung kendaraan bertonase besar  dan dibangun dengan karakteristik lokal menggunakan motif semua suku di NTT.
Untuk menghidupan jaringan bisnis di wilayah ini, Kupang memang perlu di desain untuk menjadi pusat kerja sama untuk kawasan, yakni dengan membuka transfortasi dari dari dank e pusat –pusat bisnis kawasan yang meliputi ; Kupang-Darwin-Dilli-Denpasar-Ambon-Merauke-Dll. Terlebih lagi jalur dari Kupang-Darwin dan Dilli sudah pernah ada, dan kini tinggal menghidupkannya kembali. Kita percaya Kawasan ini berkembang sesuai dinamika pembangunan di kawasan masing-masing. Kita senang melihat lahirnya kerja sama kawasan, tetapi kita tetap mengingatkan agar pemerintah terus membenahi system pertahanannya. Sistem pertahanan nasional sebuah negara kepulauan terbesar yang pernah ada.



Tidak ada komentar: