Selasa, 17 Agustus 2010

Lemahnya Pertahanan Kita Di wilayah Perbatasan

Lemahnya Pertahanan Kita Di wilayah Perbatasan

Jadi sebelum ada membaca tulisan ini, maka hemat saya,  hikmahnya penangkapan yang dilakukan oleh Polisi Malaysia terhadap petugas kita di wilayah kita sendiri adalah “Tuhan” ingin memperlihatkan kepada presiden di saat memperingati HUT RI yang ke 65, bahwa cara kerjanya sebagai presiden jauh dibawah standar dan bahwa aparat yang dipilihnya bekerja tidak benar atau belum tepat dan optimal, perlu memilih orang yang tepat, yang baik, yang bisa memanfaatkan sumber daya yang terbatas secara lebih berdaya guna, dan dapat mengisolasi penyalahgunaan di tempat kerjanya dari berbagai hal berbau korupsi dan yang bekerja tidak optimal; sehingga Negara tetangga seperti Malaysia bisa menghargai Indonesia secara layak dan itu berlaku untuk jajaran Kepolisian, TNI-AD,AL dan AU; rasanya malu sekali jadi warga Indonesia.


Beritanya begini, Kompas 17/8/; menuturkan ;Tiga anggota patroli pengawas perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan ditangkap dan ditahan oleh Polisi Diraja Malaysia di Johor. Mereka ditangkap saat menggiring lima kapal nelayan Malaysia yang mencuri ikan di perairan Indonesia.Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pontianak Bambang Nugroho mengatakan, ketiga anggota patroli yang ditahan itu adalah Asriadi (40), Erwan (37), dan Seivo Grevo Wewengkang (26).”Mereka menjalankan tugas di wilayah Indonesia. Tidak ada dasar untuk menangkap dan menahan,” tutur Bambang yang ketika dihubungi berada di Batam, Minggu (15/8). Bambang hendak ke Johor untuk melakukan advokasi bagi ketiga anak buahnya.

Kemudian di tulisan yang sama berbagai komentar yang muncul begini;

Direktur Polisi Perairan Kepolisian Daerah Kepulauan Riau Ajun Komisaris Besar M Yassin Kosasih, Minggu, mengatakan, ketiga petugas itu masih berada di Pengerang, Johor, Malaysia.”Status mereka bukan tahanan, hanya dimintai keterangan,” katanya. Hal yang sama, menurut Yassin, berlaku untuk tujuh nelayan Malaysia yang saat ini berada di Kantor Polisi Perairan Kepolisian Daerah Kepulauan Riau di Batam.Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, di Istana Negara, Jakarta, mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan kasus penangkapan tiga petugas oleh polisi Malaysia itu diselesaikan secara baik-baik dan mengedepankan upaya diplomasi. Menurut Djoko, instansi terkait sedang berusaha menyelesaikan masalah itu.Anggota Komisi IV DPR, Sudin, mengatakan, Komisi IV akan meminta pertanggungjawaban Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.

Bentuk penghinaan

Menurut Sudin, tindakan Malaysia itu merupakan bentuk penghinaan. ”Itu artinya negara kita dilecehkan. Memangnya Malaysia itu siapa,” katanya.Ia juga meminta Fadel Muhammad menyikapi aksi yang dilakukan oleh Malaysia tersebut.Anggota Komisi I DPR, Tjahjo Kumolo, meminta pemerintah mengambil langkah tegas terkait penahanan tiga petugas itu. ”Pemerintah Indonesia tidak bisa diam saja, harus protes keras terhadap perlakuan Malaysia,” katanya.

Fadel Muhammad dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu malam, mengatakan, ”Pemerintah Indonesia segera mengirimkan teguran atau nota diplomatik kepada Malaysia.”Insiden pelanggaran batas wilayah oleh nelayan Malaysia dan China hingga saat ini, menurut Fadel, telah terjadi 10 kali.Atase Penerangan KBRI di Kuala Lumpur Widyarka Riananta yang dihubungi mengatakan, Timbalan Kepala Polis (setara dengan Wakil Kepala Polri) Malaysia Tan Sri Ismail Omar menjanjikan kepada Duta Besar RI untuk Malaysia Da’i Bachtiar dapat menghubungi ketiga WNI itu pada hari Senin.

Tanggapan saya begini;  Malaysia selama ini sebetulnya tengah menguji kemampuan TNi dan Polri di wilayah perbatasan, dan selama ini belum pernah ada aksi atau reaksi dari para TNI atau Polri yang pantas, artinya semua serba terlambat dan sia-sia; yang selalu mengemuka adalah sarana pertahanan yang minim? Sampai sejauhmanakah ke miniman itu? Hemat saya sarananya memang minim, tetapi yang paling menyedihkan itu, sudah sarananya minim pengelolaannya juga payah, penuh peyimpangan.

Waktu komisi I DPR RI ke wilayah perbatasan November 2009 ke pulau sebatik di wilayah perbatasan, yang ditemukan mereka di sana adalah tidak adanya sarana, dan kalaupun ada borosnya bukan main; artinya para petinggi TNI kita tidak bisa menyesuaikan jenis kapal patroli dengan dukungannya; pada saat kunjungan itu ditemukan dukungan BBM yang ada hanya jenis bensin, padahal lanal mereka justeru butuh solar; dan itu telah berlangsung tahunan.

Jadi menurut saya hikmahnya penangkapan yang dilakukan oleh Polisi Malaysia terhadap petugas kita di wilayah kita sendiri adalah “Tuhan” ingin memperlihatkan kepada presiden bahwa aparatnya bekerja tidak benar, perlu memilih orang yang tepat, yang baik, yang bisa memanfaatkan sumber daya yang terbatas secara lebih berdaya guna, sehingga Negara tetangga seperti Malaysia bisa menghargai Indonesia secara layak dan itu berlaku untuk jajaran Kepolisian, TNI-AD,AL dan AU.