Oleh harmen batubara
Sebelum pemekaran, wilayah
kepulauan ini merupakan wilayah Provinsi Sunda Kecil, dengan ibukota di kota
Singaraja, kemudian menjadi 3 provinsi
Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.Setelah pemekaran,
Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi
Provinsi yang terdiri dari beberapa pulau, antara lain Pulau Flores, Pulau
Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau Sabu, Pulau
Adonara, Pulau Solor, Pulau Komodo dan Pulau Palue. Ibukotanya di Kupang, di
bagian barat pulau Timor. Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau,
tiga pulau utama di Nusa Tenggara Timur adalah Pulau Flores, Pulau Sumba dan
Pulau Timor Barat (biasa dipanggil Timor).Provinsi ini menempati bagian barat
pulau Timor. Sementara bagian timur pulau tersebut adalah bekas provinsi
Indonesia yang ke-27, yaitu Timor Timur yang merdeka menjadi negara Timor Leste
pada tahun 2002.
Indonesia secara
perlahan tengah membangun pertahanannya meski Pertahanan Udara di wilayah timur
Indonesia saat ini masih jauh dari memadai, terlebih lagi untuk wilayah
NTT. Padahal wilayah ini berbatasan
langsung dengan Timur Leste dan Australia. Saat ini Indonesia baru mempunyai
Skuadron 11 Makassar dengan 16 unit pesawat tempur Su-27/30. Memang Timor Leste
saat ini belum punya skuadron tempur, tetapi Australia? Australia punya markas Angkatan Udara
Australia RAAF Base di Darwin yang dilengkapi dengan puluhan pesawat tempur
F/A-18 E/F Super Hornet dan E/A-18 Growler dan juga terdapat pangkalan Marinir
Amerika Serikat. Masih ada lagi pangkalan Angkatan Udara di Tindall yang
rencananya akan dilengkapi dengan 1 Skuadron pesawat tempur F-35 A.
Australia adalah
tetangga yang rasional, dengan kepentingan nasionalnya ada pada prioritas
utama. Masih ingat tahun 1999 lalu ketika terjadi gejolak di Timor Timur
menjelang referendum kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia. Hubungan Indonesia
dan Australia sudah buntu dan tidak lagi logis, ketika itu hampir terjadi duel
udara antara 2 unit Hawk-109/209 TNI AU dengan 2 unit F/A-18 Hornet Australia
yang masuk ke wilayah udara Indonesia tanpa izin. Tepatnya tanggal 16 September
1999, dimana 2 unit F/A-18 Hornet Australia yang mencoba memasuki wilayah udara
Indonesia di sekitar Nusa Tenggara Timur akhirnya berhasil di usir oleh 2 unit
Hawk-109/209 milik TNI AU. Malam harinya setelah kejadian tersebut, Lanud El
Tari Kupang kedatangan 8 unit F/A-18
Hornet Australia yang terbang diatas Lanud El Tari Kupang tanpa bisa dicegah
TNI-AU. Memang 8 unit F/A-18 Hornet Australia ini hanya sekedar lewat atau fly
pass tanpa izin diatas pangkalan militer Indonesia. Suatu penghinaan yang amat
keterlaluan.
Masih dalam memperkuat
pertahanan. Mabes Angkatan Darat akan membangun 2 kompi kavaleri di wilayah
Korem 161/Wirasakti (NTT) dalam rangka memperkuat sistem pertahanan keamanan di
perbatasan Indonesia-Timor Leste dan Indonesia-Australia."Ada dua lokasi
yang nantinya dijadikan tempat untuk pembangunan kokav tersebut, yakni di
Kabupaten Belu yang berbatasan dengan Timor Leste dan satu lagi di Kabupaten
Kupang, tepatnya di Naibonat," kata Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang
Brigjen TNI Heri Wiranto di Kupang, Jumat (27/5/2016).
Hal senada juga oleh Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur
(NTT) saat ini juga sudah mulai membangun radar pertahanan udara di Kabupaten
Sumba Barat Daya (SBD).Hal ini dilakukan pihak TNI-AU sebagai langkah menjaga
pertahanan keamanan udara di Nusa Tenggara Timur (NTT).“Kami akan bangun satuan
radar pertahanan udara di wilayah Kabupaten SBD, sebagai wujud pertahanan udara
di wilayah selatan Indonesia, dan meningkatkan Paskhas Kompi C menjadi
detasemen pertahanan udara di wilayah Kupang,” kata Komandan Pangkalan Udara
(Danlanud) El Tari Kupang, Kolonel Penerbang Jorry Koloay kepada wartawan,
Sabtu, 9 April 2016. Sebagai pemerhati kita menyarankan agar pemerintah juga
perlu menjadikan Lanud Eltari Kupang menjadi salah satu pangkalan Skuadron yang
dilengkapi dengan pesawat tempur, minimal setara dengan Skuadron Makassar, hal
yang sama kita harapkan dibangun juga di Pulau Biak.
Pengembangan Kawasan Bisnis Kawasan
Timor Leste sejak
tahun 2014 sudah bertekat akan mengembangkan Oecussi menjadi Zona Pasar
Khusus atau Special Social Market
Economy Zone (ZEESM) yang bisa menarik
para penanam modal dari wilayah sekitarnya. Karena itu mereka harus memulainya
dengan membangun sarana jalan, jembatan, pelabuhan mulai dari Sacato-Lifau, pusat pembangkit
listrik, hotel dan sarana perumahan
direncanakan akan dimulai pada tahun 2015. Saat penulis ke Winni sudah
ada 4 BUMN Indonesia yang ikut ambil bagian dalam pembangunan Infrastruktur
tersebut.
Meski masih premature
tetapi santer juga terdengar bahwa negara tetangga tersebut akan membangun semacam
Casino Resort di Oecussi. Meski dari berbagai info yang ada, pembangunan Casino
untuk wilayah itu belum tentu bisa diterima oleh warga, dan kini masih jadi
perdebatan. Namun demikian potensi Oecussi jelas akan sangat menarik banyak
peminat kalau di sana dibangun Resort Casino. Hal itu bila melihat industry
hiburan yang bisa diisi oleh para penggiat pasar seperti itu baik dari China
atau Filipina. Dua negara yang saat ini sangat mewarnai kehidupan pariwisata di
Timor Leste.
Tetapi apapun rencana
negara tetangga tersebut, mereka perlu terlebih dahulu membangun infrastruktur
yang memadai untuk bisa mendorong kehidupan bisnis di wilayah itu seperti :
- Rangkaian
Jalan yang menghubungkan antar wilayah di Oecussi, karena umumnya jalan yang
ada baru jalan-jalan setapak yang
menghubungkan antar kampung.
-
Belum
ada juga sarana transfortasi yang memadai
-
Listrik
dan Air bersih masih sangat terbatas
-
System
Perbank kannya juga masih belum tumbuh
-
Begitu
juga dengan standarisasi harga, sepenuhnya masih tergantung dinamika pasar
-
Sarana
pendidikan masih sangat terbatas dan
upaya mengembanlikan lagi kemampuan bahasa warga dari bahasa Indonesia ke
bahasa Timor Leste ( Tetun)
-
Dll
Indonesia sendiri
dengan program Nawa Cita membangun dari pinggiran, kini tengah membangun Pintu gerbang
perbatasan di 7 Lokasi. Untuk wilayah Oecussi terdapat di tiga Pos Lintas Batas
Nasional (PLBN) seperti di Winni Timor Tengah Utara, Mota Ain Kabupaten Belu
dan Motamasin Kabupaten Malaka.
Kupang kini memang
sudah jauh berbeda. Kalau anda ke Kupang hari hari ini akan terasa dinamika
pembangunan yang tengah dikembangkan oleh Pemda terkait. Ketika memantau
kunjungan Ketua Komisi V DPR RI, Fary Francis bersama rombongan pada bulan
Maret 2016 misalnya, mereka langsung meninjau sejumlah titik pembangunan
infrastruktur dan pariwisata di daerah ini. Menurutnya pemerintah pusat telah mengeluarkan
sejumlah anggaran untuk pembangunan sektor terkait, seperti pemecah gelombang
di tempat rekreasi Batu Kapala Nunhila dan tempat rekreasi di Kelurahan
Namosain sepanjang kurang lebih seribu meter, juga di
Pantai Lasiana yang saat ini sudah dikelola Pemprov NTT.
Rombongan juga
meninjau langsung lokasi pembangunan jembatan Petuk di Kelurahan Kolhua.
Jembatan penghubung jalan lingkar luar
Kota Kupang yang menghubungkan pelabuhan Bolok dan Tenau dengan bandara Eltari .
Jembatan sepanjang 320 meter itu akan menjadi jembatan terpanjang di NTT
mengalahkan rekor yang dipegang jembatan Noelmina di Kabupaten Kupang yang
memiliki panjang 240 meter.jembatan Petuk ini akan menjadi proyek monumental
karena membutuhkan biaya besar, dirancang dengan model dua jalur untuk
menampung kendaraan bertonase besar dan dibangun
dengan karakteristik lokal menggunakan motif semua suku di NTT.
Untuk menghidupan
jaringan bisnis di wilayah ini, Kupang memang perlu di desain untuk menjadi
pusat kerja sama untuk kawasan, yakni dengan membuka transfortasi dari dari
dank e pusat –pusat bisnis kawasan yang meliputi ;
Kupang-Darwin-Dilli-Denpasar-Ambon-Merauke-Dll. Terlebih lagi jalur dari
Kupang-Darwin dan Dilli sudah pernah ada, dan kini tinggal menghidupkannya
kembali. Kita percaya Kawasan ini berkembang sesuai dinamika pembangunan di kawasan
masing-masing. Kita senang melihat lahirnya kerja sama kawasan, tetapi kita
tetap mengingatkan agar pemerintah terus membenahi system pertahanannya. Sistem
pertahanan nasional sebuah negara kepulauan terbesar yang pernah ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar