Senin, 18 Januari 2010

Al Qaeda Makin Mewarnai Keamanan Timur Tengah



Sejumlah negara di Timur Tengah, seperti Yaman, Arab Saudi, dan Irak, kini siaga menghadapi peningkatan ancaman jaringan Al Qaeda, terutama dari Yaman dan Somalia.

Pemerintah Yaman, menurut harian Mesir, Al Ahram, Minggu (3/1), giat meningkatkan patroli keamanan di sepanjang pantai teluk Aden dan Laut Merah. Pemeriksaan ketat juga dilancarkan pada perahu dan kapal yang berlabuh di Yaman dari Somalia dan negara-negara Afrika lain.

Hal itu untuk mengantisipasi ancaman kelompok Al Shabab yang pada Jumat lalu menyatakan siap mengirim anggotanya ke Yaman untuk membantu jaringan Al Qaeda menghadapi aparat keamanan Yaman.

Kelompok penganut paham jihad salafi dan kini menguasai sebagian besar wilayah selatan dan tengah Somalia semakin dikenal sebagai loyalis Al Qaeda.

Indikasi kelompok Al Shabab bagian dari jaringan Al Qaeda semakin kuat menyusul pernyataan juru bicara Kelompok Al Shabab Mujahidin, Ali Mahmoud Raghi, yang menyambut positif atas upaya pria asal Somalia hari Sabtu lalu untuk melakukan pembunuhan, walau gagal, terhadap kartunis Denmark, Kurt Westergaard. Sang kartunis dianggap telah melecehkan Nabi Muhammad SAW dengan kartunnya. Denmark menuduh pria asal Somalia itu punya kaitan dengan kelompok Al Shabab.

Dalam konteks ancaman jaringan Al Qaeda, panglima komando wilayah tengah AS yang bertanggung jawab atas Timur Tengah dan Asia Tengah, David Petraeus, hari Sabtu lalu di Sana’a (ibu kota Yaman) bertemu Presiden Yaman Abdullah Saleh, membahas kerja sama cara menghadapi ancaman Al Qaeda.

AS memutuskan menambah bantuan dana militer kepada Pemerintah Yaman yang per tahun mencapai 70 juta dollar AS.

Harian berbahasa Arab, As Sharq Al Awsat, hari Minggu mengungkapkan, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memutuskan memperlengkapi pasukan pengawal perbatasan dengan kapal pemburu cepat yang dilengkapi sistem radar canggih.

Tindakan Arab Saudi itu, menurut harian itu, untuk meningkatkan kemampuan pemantauan aktivitas kapal-kapal di lepas pantai Arab Saudi di Laut Merah, terutama yang datang dari Yaman dan Afrika Timur.

Pasukan patroli laut Arab Saudi bulan lalu berhasil menghancurkan dua kapal cepat tak dikenal di perairan Arab Saudi. Diduga, dua kapal itu datang dari Yaman atau Somalia.

Harian As Sharq Al Awsat juga memberitakan, Irak sedang siaga setelah mendapat informasi jaringan Al Qaeda di Yaman, dengan bantuan dana dari loyalis Partai Baath yang bermukim di Yaman, berencana bergerak menuju Irak melalui Suriah.

Jubir Kementerian Dalam negeri Irak, Alaa Taie, mengungkapkan, pihaknya telah mendapat informasi dari komite keamanan dan pertahanan parlemen Irak bahwa ada program pemindahan aktivitas Al Qaeda dari Yaman ke Irak jika Yaman dengan dibantu AS semakin meningkatkan aksi pemburuannya atas jaringan Al Qaeda itu.

Anggota komite keamanan dan pertahanan parlemen Irak, Ammar Ta’ma, mengatakan, koalisi antara Partai Baath dan Al Qaeda telah terjalin di Irak sejak tahun 2003 hingga saat ini.

”Semua orang tahu bahwa penyandang dana aksi serangan loyalis Al Qaeda di Irak adalah loyalis Partai Baath. Al Qaeda pelaksana serangan di lapangan, sedangkan loyalis Partai Baath perancang dan penyandang dananya. Koalisi Al Qaeda-Partai Baath terjadi di Irak dan bisa terjadi di negara lain mana pun di muka bumi,” tandas Ammar.

Ia melanjutkan, problem Irak sejak tahun 2003 adalah masih lemah dalam mengontrol perbatasannya sehingga mudah disusupi berbagai aktivis asing.

Ta’ma menyerukan Pemerintah Irak meningkatkan kontrol di perbatasan dengan menambah pasukan pengawal perbatasan dengan dilengkapi dengan sistem persenjataan dan radar yang canggih. (kompas,mth, 4/1/2010)

Tidak ada komentar: