Perbatasan, Membangun Halaman Depan Bangsa
Oleh harmen batubara
Membangun wilayah perbatasan jelas memerlukan
waktu, dan itu semua pihak sudah paham. Wilayah perbatasan itu juga terisolasi
dan selama ini kesannya kurang terurus, ya faktanya memang begitu. Bahwa Badan
Pengelola Perbatasan Nasional yang selama ini jadi andalan, juga tidak atau
belum mampu memperlihatkan kinerjanya. Bahwa para pelaku dan pemangku jawab telah
melakukan kerja keras dan berdedikasi dalam membangun wilayah perbatasan, ya
semua orang juga percaya. Tapi pada faktanya apa yang telah mereka lakukan itu
juga ternyata tidak merubah apa-apa, adalah sebuah fakta. Secara logika berarti
memang ada apa-apanya di sana. Ada yang salah urus di wilayah perbatasan. Ya
faktanya memang seperti itu.
Dihadapkan dengan strategi pemerintah saat ini,
maka pemerintah kini sedang melakukan pembangunan fisik halaman depan bangsa sebagai
langkah prioritas. Yakni menjadikan kondisi infrastruktur di halaman depan
bangsa itu benar-benar bisa terlihat berubah. Pemerintah terlihat tengah
melakukan pembangunan fisik di halaman depan perbatasan, sesuai dengan Inpres
Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 (Tujuh) Pos Lintas Batas
Negara Terpadu (PLBN) dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan, di
mana 3 dari 7 Pos Lintas Batas Negara terdapat di Kalimantan.
Ketujuh PLBN yang akan dilebarkan yaitu PLBN
Aruk, Kabupaten Sambas, PLBN Entikong, Kabupaten Sanggau dan PLBN Nanga Badau,
Kabupaten Kapuas Hulu. Pembangunan PLBN tersebut harus selesai dalam waktu 2
tahun sejak dikeluarkannya Inpres tersebut pada tanggal 28 April 2015. Seperti
mengutif catatan DetikCom bersama rombongan Kementerian PU berkesempatan
melihat proses pembangunan pelebaran jalan akses di Kabupaten Entikong
sepanjang 3,4 km itu, Jumat (27/11/2015). Nantinya akses jalan itu akan
dibangun dengan 4 jalur dengan lebar 19 meter dan dua lajur dengan lebar 9,5
meter.
Menurut Dirjen Bina Marga Kementerian PU,
Hediyanto W Husaeni, pelebaran jalan akses di Entikong sangatlah penting.
Pasalnya, perbatasan Entikong merupakan perbatasan paling padat dari dua pos
perbatasan lainnya di Kalimantan Barat. "Pos lintas batas ada tiga di
Kalimantan Barat yaitu Aruk, Badau dan Entikong. Entikong paling besar sehingga
posisinya penting. Karena itu, untuk mewujudkan pos perbatasan yang lebih baik
dari negara tetangga, maka tidak hanya lintas batasnya, infrasktruktur
pendukung minimal juga harus sama. Indonesia bertekad lebih baik akan membangun
jalan paralel dan akses," jelas Hediyanto saat meninjau lokasi.
Hediyanto mengatakan, pelebaran akses jalan di
perbatasan dilakukan dari Balai Karangan hingga Entikong dengan total 21 km
yang akan selesai di 2016. Namun, untuk tahun 2015 sendiri ditargetkan 5-7 km
jalan sudah selesai dilebarkan. "Jadi 1,5 tahun ke depan kita akan lebih
baik dari Malaysia dan jadi kebanggaan bangsa Indonesia. Untuk pelebaran jalan
di 2015 itu menggunakan uang Rp 50 Miliar, dan pengerjaannya hampir
selesai," terang Hediyanto. Hediyanto mengatakan, persoalan awal pelebaran
jalan ialah pembebasan lahan. Namun, saat ini masyarakat sangat antusias
memberikan lahannya sangat cepat. Karena mereka melihat keteguhan pemerintah
dalam membangun perbatasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar