Jalan Paralel perbatasan,
Membuka Isolasi dan Peluang
Oleh
harmen batubara
Sesuai
dengan konsep Nawacita, Strategi Pengembangan Perbatasan adalah dengan
“Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan”. Dalam inplementasinya pembangunan perbatasan
dalam kerangka Nawacita, di terjemahkan menjadi strategi pembangunan wilayah
perbatasan, dengan memanfaatkan pembangunan infrastruktur Tol Laut, Tol Udara
dan Jalan Paralel Perbatasan. Membangun sarana Jalan paralel perbatasan, untuk
membuka isolasi wilayah perbatasan dan menggairahkan pembangunan di kawasan.
Itu bermakna akan ada jalan paralel perbatasan dalam rentang 2004 km di
RI-Malaysia di Kalimantan; 820 km RI-PNG di Papua; dan 300 km di perbatasan RI
dengan Timor Leste.
Pemerintahan
Jokowi-JK telah menetapkan 2016 sebagai tahun percepatan pembangunan. Pada tahun percepatan pembangunan tersebut,
pemerintah fokus pada tiga langkah terobosan untuk pengentasan kemiskinan,
pengangguran, serta ketimpangan dan kesenjangan sosial. Tiga langkah itu adalah, pertama, percepatan
pembangunan infrastruktur; kedua, penyiapan kapasitas produksi dan sumber daya
manusia; ketiga, deregulasi dan debirokratisasi. Tulisan ini hanya focus pada
pembangunan infrastruktur, khususnya yang terkait langsung dengan pembangunan
wilayah perbatasan.
Pemerintah
membangun berbagai sarana insfrastruktur secara lebih merata di seluruh Tanah
Air guna memperkuat konektivitas antarwilayah dan memperkecil ketimpangan dan
kesenjangan sosial. Akselerasi
pembangunan infrastruktur logistik meliputi jalan, pelabuhan, bandara, dana rel
kereta api, sedangkan, akselerasi pembangunan infrastruktur strategis mencakup
pembangkit listrik, telekomunikasi, irigasi, dan perumahan rakyat.
Dalam
dua tahun terakhir, pemerintah telah mempercepat pembangunan jalan nasional
sepanjang 2.225 km, jalan tol sepanjang 132 km, dan jembatan sepanjang 16.246 m
atau sebanyak 160 jembatan. Capaian tersebut telah melampaui target pembangunan
jalan nasional sepanjang 703 km dan jembatan sepanjang lebih dari 8.452 m.
Pembangunan
kereta api tidak hanya dilakukan di Jawa tetapi juga di Sumatera, Kalimantan,
dan Sulawesi. Sampai sekarang jalur kereta api yang beroperasi telah mencapai
sepanjang 5.200 km spoor (km sp). Di tahun 2015, 179,33 km sp telah selesai
dibangun dan 271,5 km sp sedang dalam proses pembangunan. Selain itu sedang
dibangun kereta api transportasi perkotaan seperti MRT (mass rapid
transportation), LRT (light rail train), serta commuter line.
Untuk
tol laut, pemerintah telah menetapkan 24 pelabuhan sebagai simpul jalur tol
laut. Sebagai pendukung, turut dibangun 47 pelabuhan nonkomersiil dan 41
pelabuhan sedang dalam proses pembangunan. Taret pemerintah adalah sudah
terbangun 100 pelabuhan pada tahun 2019. Sementara sembilan bandara telah
dikembangkan tahun ini sehingga memiliki standar lebih tinggi, dan enam bandara
telah resmi dibuka.
Membuka Isolasi
Dalam
percepatan pembangunan infrastruktur, pemerintah juga membangun wilayah-wilayah
marjinal, tertinggal, dengan menggunakan dana APBN sedangkan daerah-daerah lain
yang ekonomi mengeliat dana tumbuh, pemerintah mendorong peran dunia usaha dan
kerja sama dunia usaha dengan BUMN.Total
panjang jalan paralel perbatasan Indonesia – Malaysia mencapai 2.101 Km lebih,
untuk daerah berat dan sulit Kementerian PUPR menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan
Darat. Dalam program ini panjang jalan yang ditangani TNI AD sepanjang 249 km,
tersebar di Kalimantan Barat 171 km, 78
km di Kalimantan Utara. Pekerjaan akan dilakukan secara simultan. “Artinya,
begitu pembukaan lahan selesai maka tim kontraktor akan langsung menyambung
dengan melakukan agregat dan perkerasan badan jalan di belakangnya. Jadi nggak
tunggu-tunggu, begitu terbuka langsung disambung. Diharapkan Jalan 2.101 Km
paralel Perbatasan RI-Malaysia ini akan
tersambung pada tahun 2018. Saat ini
dari total 2.101 km panjang jalan paralel perbatasan ini, sekitar 703 km masih
belum tersambung namun demikian diharapkan pada tahun 2018 semuanya sudah
selesai.
Pemerintah
Jokowi juga membangun simbol simbol kedaulatan Negara di perbatasan, berupa
pembagunan kembali 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Adapun ke 7 PLBN sudah ada
beberapa yang telah diresmikan, tetapi ada juga yang tengah dikerjakan yaitu
PLBN Motaain, Motamasin, dan Wini di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kemudian di
Kalimantan Barat ada Aruk, Nanga Badau dan Entikong, dan di Papua ada di Skouw.
Sebenarnya ke 7 PLBN tersebut sebelumnya sudah ada namun dianggap tidak layak
sehingga diratakan dan kemudian dibangun baru.
Selain
7 PLBN yang sedang dalam proses pembangunan ulang, ada tambahan 2 PLBN lagi
yang akan diperbaiki yaitu PLBN Oupoli dan Waris yang masih dalam tahap Pra
Design. Membangun Infrastruktur di perbatasan dimulai dari sekitar PLBN yakni
infrastruktur yang bisa mempercepat pengembangan Kawasan Perbatasan, seperti
pasar, perumahan, dll.
Jelasnya
demikian : Untuk setiap pembangunan PLBN pada tahap pertama yang dibangun
adalah bangunan utama, pos lintas kendaraan pemeriksaan, bangunan pemeriksaan
kargo, bangunan utilitas (rumah pompa & power house), monumen, gerbang
kedatangan dan keberangkatan, sarana jalan pendukung, lansekap dan jalur
pedestrian yang selanjutnya disebut dengan zona inti. Kemudian akan dibangun di
zona sub inti dan zona pendukung yaitu area parkir, bangunan kantor PLBN, mess
pegawai, klinik, pasar tematik, food court dan rest area, wisma Indonesia dan
Masjid. (Menteri PUPR Basuki Hadimuljnono dalam PERS BRIEFING 2 Tahun Kerja
Nyata Jokowi-JK di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (27/10/2016).
Masih
ingat waktu itu, saat berkunjung ke Motaain, Presiden membandingkan kondisi
saat ini dengan waktu pertama kali mengunjungi PLBN Montaain beberapa waktu
lalu. Ketika itu kondisi Montaain memprihatinkan. Kantor imigrasi di tempat
tersebut mirip kantor kelurahan. “Kita datang ke sini malu, tapi setelah lihat
ini, meski masih berupa kerangka-kerangka konstruksi yang belum jadi. Tapi,
setelah dijelaskan Menteri PU kelihatan sekali, di sini akan menjadi titik
pertumbuhan ekonomi baru di NTT dan sekaligus kita ingin agar arus barang dari
Indonesia ke Timor Leste semakin banyak,” kata Presiden.
Di
PLBN Montaain, jalan raya ke perbatasan sudah diperlebar dari 4,5 meter menjadi
7 meter. Sebagian sudah diaspal. Pembangunan ini diharapkan dapat memberi
manfaat bagi masyarakat perbatasan, khususnya warga di Tasifeto Timur dan
Kalukuk Mesak. Di kedua kecamatan itu terdapat 984 kepala keluarga penduduk eks
Timor Leste yang kini sudah menjadi warga negara Indonesia. Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono mengatakan, semua pintu masuk menurut rencana akan diperbaiki,
termasuk di antaranya pasar internasional dan pengaspalan jalan sepanjang 177
kilometer dari Motaain hingga Mota Masin.
Berdasarkan
catatan Bappenas mengenai konsep awal tol laut, sebanyak 24 pelabuhan itu akan
dibagi menjadi pelabuhan "hub", pelabuhan utama, dan pelabuhan
pengumpul yang mampu mendistribusikan barang ke kota-kota kecil. Sebanyak 24
pelabuhan itu adalah Pelabuhan Banda Aceh, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Pangkal
Pinang, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan
Batam, dan Pelabuhan Padang. Kemudian Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan
Cilacap, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Lombok, Pelabuhan Kupang, Pelabuhan
Banjarmasin, Pelabuhan Pontianak, Pelabuhan Palangka Raya, Pelabuhan Maloy dan
Pelabuhan Bitung,. Selanjutnya adalah Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Ambon,
Pelabuhan Halmahera, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Jayapura dan Pelabuhan
Merauke. Selain sarana fisik 24
pelabuhan strategis, pemerintah juga berencana membangun infrastruktur penunjang
tol laut, "short sea shipping", fasilitas kargo dan kapal,
pengembangan pelabuhan komersial, dan pembangunan transportasi multimoda. Namun
pada 2015, pemerintah fokus memulai pembangunan tol laut dari Indonesia Timur.
Akan
tetapi satu hal yang menggembirakan adalah bahwa 24 pelabuhan yang menjadi
bagian Tol Laut tersebut adalah pelabuhan-pelabuhan yang ada di ke 6 koridor pembangunan MP3EI tersebut. Namun
demikian kalau dilihat dari kacamata perbatasan, kedua konsep tersebut (MP3EI
dan Tol Laut) di wilayah Kalimantan sama sekali belum menjangkau wilayah
perbatasan dan bahkan tidak terkoneksi dengan semangat kerja sama regional
Asean yang meliputi Indonesia-Malaysia-Berunai dan Philipina. Jadi kalau kita
kaitkan dengan semngat kebangkitan Bangsa pola pembangunan NKRI masih terlihat
kesinambungannya antara MP3EI dengan Tol laut Maritim. Kalau dahulu eranya
umumnya di darat, maka kini beralih ke laut. Harapan kita pembangunan itu bisa
terus berkelanjutan dan mewujud serta tidak melupakan wilayah perbatasan.
Selama ini kita selalu mendengarkan bahwa perbatasan itu merupakan halaman
depan bangsa. Tapi tiba di konsep sama sekali tidak terikutkan.
Tol Udara, Keseragaman Harga BBM dan Pergerakan
Barang
Satu
hal yang mengemuka dari berbagai program presiden Joko Widodo adalah mencanangkan
program ‘Satu Harga Bahan Bakar Minyak’ (BBM) untuk seluruh Indonesia, di Papua
presiden sekaligus meresmikan Bandar Udara Nop Goliat Dekai, Yahukimo, Selasa
(18/10/2016) adalah besarnya potensi “Tol Udara” dalam membantu wilayah
perbatasan dan Papua dalam mempercepat konektivitas barang dan orang. Hal itu
terlihat dalam upaya memudahkan akses bahan bakar minyak (BBM) di Papua dan
Papua Barat, pemerintah dalam hal ini PT Pertamina menggunakan pesawat Air
Tractor AT-802 untuk membawa BBM ke daerah-daerah tertentu di Papua dan Papua
Barat.
Pesawat
Air Tractor AT-802 kini telah menjadi bagian penting dari upaya penetapan BBM
satu harga untuk wilayah Papua dan Papua Barat. Pesawat Air Tractor AT-802
sayangnya bukan buatan dalam negeri. Pesawat ini dibeli oleh Pertamina, bisa
mengangkut 4.000 liter BBM. Untuk operasional pesawat ini dioperasikan oleh
Pelita Air Service, anak usaha Pertamina. Sebelumnya, pertamina juga
mengoperasikan pesawat jenis ini untuk mengangkut BBM di wilayah Kalimantan
Utara seperti Krayan Dll. Nantinya pesawat ini akan ditambah lagi menjadi lima
untuk memperkuat pelayanan mereka. Air Tractor AT-802 sebenarnya adalah pesawat
pertanian bermesin turboprop sayap rendah (low wing) yang dapat diadaptasi
menjadi pemadam kebakaran atau versi bersenjata. Pesawat AT-802 pertama kali
terbang di Amerika Serikat pada bulan Oktober 1990 dan diproduksi oleh Air
Tractor Inc.
Hal
ini jugalah yang membuat Kementerian Perhubungan akan menginisiasi tol udara
untuk meningkatkan konektivitas barang dan orang di kawasan terpencil yang
sulit diakses dengan jalur darat dan air. Menteri Perhubungan kemudian mencoba
memperkenalkan adanya gagasan tol udara.Harapan kita Kemenhub bisa melihat
gagsan ini dari sisi yang lebih besar lagi. Khususnya terkait dengan
konektivitas buat memperlancar pergerakan bbm,barang dan orang di wilayah
perbatasan, Papua, Papua Barat dan Pulau-pulau Kecil Terluar.
Di
perbatasan ada sebanyak 42 Kabupaten/Kota, ada puluhan bandara, air streep,
serta berbagai pelabuhan kecil yang selama ini kurang berfungsi karena minimnya
sarana prasarananya. Hal yang jadi pertimbangan adalah, bandara dan pelabuhan
pelabuhan kecil itu sebenarnya, tidak mampu memberi manfaat bagi memperkuat
kekuatan pertahanan kalau terjadi sesuatu
yang darurat di wilayah tersebut. Karena sarana yang ada tidak bisa
dimanfaatkan oleh pesawat tempur dan Kapal Perang.
Karena
itu bandara dan pelabuhan di wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar
perlu diperhitungkan pendistribusinya sedemkian rupa, dan kemudian untuk
ditingkatkan kapasitasnya agar bisa mengakomodasi pesawat tempur dan Kapal
Perang. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah meninjau ulang berbagai trayek
penerbagan dan Kapal yang ada, agar lebih diperkaya dengan trayek yang menghubungkan
pusat-pusat bisnis di Jawa dengan pusat-pusat bisnis di daerah. Dengan demikian
Indonesia mempunyai trayek pesawat udara, kapal yang bisa merangsang
pertumbuhan bisnis di daerah, termasuk wilayah perbatasan dan sekaligus
memperkuat konektivitas bagi pergerakan bbm. barang dan orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar