Minggu, 05 Maret 2017

Buku Perbatasan : Konflik Batas India -Tiongkok




Sengketa Wilayah India-Tiongkok, Perbatasan Tak Kenal Kompromi

Pemerintah China mengecam India karena perwakilan negara itu akan menemui Dalai Lama, Pemimpin Tibet. Menurut Beijing, pertemuan pejabat India dengan Dalai Lama akan menyebabkan kerusakan pada hubungan antara India dan China. India mengumumkan, pemimpin spiritual Dalai Lama akan melakukan perjalanan religius ke Arunachal Pradesh, bulan depan. New Delhi menyatakan, India tak akan mencegah Dalai Lama melakukan perjalanan ke bagian mana pun dari negara tersebut.

Wilayah Negara Bagian Arunachal Pradesh diperebutkan oleh China dan India. Beijing mengklaim wilayah di timur Himalaya itu sebagai “Tibet Selatan”. Kecaman selalu disuarakan China jika ada kunjungan yang dilakukan pihak asing ataupun pemimpin India ke Arunachal Pradesh yang dapat dilihat sebagai bentuk dukungan kepada klaim New Delhi.“Undangan kepada Dalai Lama oleh India ke area yang diperebutkan oleh China dan India akan menimbulkan kerusakan serius bagi relasi kedua negara serta bagi perdamaian ataupun stabilitas di area perbatasan China-India,” tutur Juru Bicara Kementerian Luar negeri China Geng Shuang, Jumat (3/3), di Beijing.
Perubahan sikap
Menteri Muda Dalam Negeri India Kiren Rijiju, dalam wawancara dengan Reuters, yang dipublikasikan pada Jumat (3/3), mengatakan, “Dalai Lama akan pergi ke Arunachal Pradesh sebagai pemimpin religius. Tidak ada alasan untuk menghentikannya. Pengikutnya memintanya datang. Kerusakan apa yang bisa ditimbulkan olehnya?”  Rijiju berasal dari Arunachal Pradesh dan merupakan orang yang ditunjuk Perdana Menteri India Narendra Modi untuk menangani isu Tibet. Rijiju akan bertemu dengan Dalai Lama yang berkunjung ke Biara Buddha Tawang. Menurut Rijiju, rencana pertemuan pejabat India dengan Dalai Lama yang dipublikasikan secara luas merupakan wujud perubahan sikap India. Negara itu sekarang kian bersikap tegas.


Sikap India yang menampung Dalai Lama sejak ia lari ke India pada 1959 telah membuat gerah China. Dalai Lama meninggalkan Tibet karena upaya perlawanan terhadap kekuasaan China menemui kegagalan. Hubungan China dengan India semakin panas beberapa waktu terakhir karena Beijing terus membangun kerja sama yang erat dengan Islamabad. Dua negara bertetangga, India dan Pakistan, memang memiliki relasi yang kurang menggembirakan. Selain dengan Paksitan, China juga berinvestasi besar di Sri Lanka dan Banglades. Bulan lalu, delegasi parlemen Taiwan mengunjungi New Delhi. Hal ini memicu kemarahan Beijing karena China menyebut Taiwan sebagai bagian dari negara itu. (reuters/ap/ato; sumber : Harian Kompas, Sengketa Wilayah-Beijing Peringatkan New Delhi, 4 Maret 2017)




Tidak ada komentar: