Perbatasan, Melihat Kembali Konsep
MP3EI Kalimantan Dengan Provinsi Kaltara
Dilihat dari berbagai sisi, provinsi
Kaltara mempunyai simbol-simbol yang menggambarkan strategisnya provinsi ini.
Pertama di provinsi ini terdapat Garis Batas Negara (RI-Malaysia) termasuk OBP
(Outstanding Boundary Problem yakni di sungai Sinapad, sungai simantipal dan
pulau sebatik);kita paham bahwa garis perbatasan adalah Batas Kedaulatan
Negara-analogi mengisyaratkan perlunya persiapan yang baik terkait pertahanan keamanan;
di daerah pantainya khususnya di Pantai Timur di pulau Sebatik, merupakan titik
awal penarikan garis pangkal batas laut; masih ditambah lagi dengan
permasalahan Perairan laut di sekitar Ambalat; juga terdapat Alur Laut
Kepulauan Indonesia ALKI tempat lalu lalangnya Kapal bertonase besar-kapal
perang dan dagang-yang mengharuskan kita memperhatikan kepentingan nasional di
wilayah tersebut.
Jadi tidaklah berlebihan kalau kita
sebut provinsi Kaltara adalah provinsi strategis yang memerlukan perencanaan
pembangunan secara khusus. Perencanaan yang bisa mengintegrasikannya dengan
pembangunan kawasan didalam negeri dan dengan negara tetangga. Pembangunannya
harus juga mencerminkan kerjasama dengan jaringan infrastruktur yang terkoneksi
dengan connectivity Asean (Malaysia-Brunai-Filipina).
Provinsi Kaltara Dalam KerangKa MP3EI
Kalimantan. Tapi bagaimana keterkaitannya dengan MP3EI? Sebab kita paham bahwa MP3EI berfungsi
sebagai program strategi pengembangan sektoral dengan mempertimbangkan faktor
spasial berbasis keunggulan sumberdaya lokal (Comparative Advantage). Dalam
MP3EI telah ditetapkan 8 (delapan) komoditas utama dan 22 kegiatan ekonomi
utama. Berdasarkan comparative advantage ditetapkan 6 koridor ekonomi, yakni
koridor ekonomi sumatera, koridor ekonomi jawa, KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN,
koridor ekonomi, sulawesi, koridor ekonomi bali-nusa tenggara, koridor ekonomi
papua-kepulauan maluku.
Dalam dokumen MP3EI teridentifikasi
secara jelas program yang akan dilakukan, besaran investasi yang dibutuhkan,
termasuk kendala investasi dan pemecahannya dalam upaya peningkatan daya saing
ekonomi (Competitive Advantage). Dalam pelaksanaannya MP3EI dibagi menjadi 3
fase. Fase pertama (2011-2015) fokus pada” implementasi program quick win”,
fase kedua (2015-2020) fokus pada upaya “ memperkuat basis ekonomi dan
investasi”, sedangkan fase ketiga (2020 – 2025) fokus pada upaya “melaksanakan
pertumbuhan berkelanjutan”. Dalam dokumen MP3EI juga telah teridentifikasi
besaran investasi, baik investasi aktifitas ekonomi maupun infrastruktur,
kendala regulasi ditingkat pusat maupun daerah serta kebutuhan iptek dan
sumberdaya manusia.
Kalimantan timur ( Sebelum adanya
Kaltara) dalam masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
indonesia (MP3EI) telah ditetapkan sebagai salah satu koridor ekonomi nasional
yaitu koridor ketiga kalimantan yang dijadikan sebagai pusat produksi dan
pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional.
Proyek MP3EI yang teridentifikasi di
Kalimantan Timur :
1.
Pembangunan Express Way Samarinda – Balikpapan; 2. Pengembangan Kapasitas Pelabuhan Maloy; 3. Pembangunan Jembatan P. Balang Bentang
Panjang 1.314 m; 4. Percepatan
Pembangunan Bandara Samarinda Baru; 5.
Pembangunan Terminal Peti Kemas Kariangau; 6. Satker Sementara Pembangunan Pelabuhan PPU
dan Kariangau; 7. Peningkatan Jalan Tj
Selor-Tj. Redep – Maloy; 8. Pembangunan
Jembatan P. Balang Bentang Pendek; 9.
Peningkatan Jalan Samarinda-Bontang – Sangatta – Maloy; 10. Pelebaran
Jalan Samarinda-Tenggarong; 11. Satker Sementara Pembangunan Faspel Laut
Maloy/Sangkulirang; 12. Pembangunan Waduk Wain untuk kebutuhan air baku; 13.
Pelebaran Jalan menuju P. Derawan; 14. Pembangunan Pelabuhan Tanjung Issuy; 15.
Pelabuhan Tanah Grogot; 16. Kanpel Nunukan; 17. Pembangunan Jalan Lingkungan di
Derawan dan Tanjung Batu; 18. Pembangunan Pembangkit Listrik; 19. Bandara
Balikpapan; 20. Pembangunan Fasilitas Transmisi Kelistrikan; dan 21.
Pembangunan Jalur Kereta Api Puruk Cahu–Tanjung Isuy sepanjang 203 km dengan total
Investasi Infrastruktur sebesar Rp. 50,82 T.
Masalahnya dokumen MP3EI ini memang dibuat
sebelum provinsi Kaltara terbentuk, kalau kita lihat dari sisi ini maka ada
baiknya agar Kaltara justeru menambahkannya lagi agar MP3EI ini bisa bersinergi
dengan jaringan infrastruktur yang terkoneksi dengan connectivity Asean
(Malaysia-Brunai-Filipina). Kaltara memang memerlukan perencanaan yang bisa
menjadikan wilayah perbatasan jadi halaman depan bangsa. Kalau itu dikaitkan
dengan MP3EI yang sudah ada, maka perlu ada penyesuaian sehingga kue
pembangunan itu tidak terkesan menumpuk di Balikpapan-Samarinda saja.
MP3EI berfungsi
sebagai dokumen strategi pengembangan sektoral dengan mempertimbangkan faktor
spasial berbasis keunggulan sumberdaya lokal (Comparative Advantage). Dalam
MP3EI telah ditetapkan 8 (delapan) komoditas utama dan 22 kegiatan ekonomi
utama. Berdasarkan comparative advantage ditetapkan 6 koridor ekonomi, yakni
koridor ekonomi sumatera, koridor ekonomi jawa, koridor ekonomi kalimantan,
koridor ekonomi, sulawesi, koridor ekonomi bali-nusa tenggara, koridor ekonomi
papua-kepulauan maluku.
Dalam dokumen MP3EI
teridentifikasi secara jelas program yang akan dilakukan, besaran investasi
yang dibutuhkan, termasuk kendala investasi dan pemecahannya dalam upaya
peningkatan daya saing ekonomi (Competitive Advantage). Dalam pelaksanaannya
MP3EI dibagi menjadi 3 fase. Fase pertama (2011-2015) fokus pada” implementasi
program quick win”, fase kedua (2015-2020) fokus pada upaya “ memperkuat basis
ekonomi dan investasi”, sedangkan fase ketiga (2020 – 2025) fokus pada upaya
“melaksanakan pertumbuhan berkelanjutan”. Dalam dokumen MP3EI juga telah
teridentifikasi besaran investasi, baik investasi aktifitas ekonomi maupun infrastruktur,
kendala regulasi ditingkat pusat maupun daerah serta kebutuhan iptek dan
sumberdaya manusia.
Kalimantan timur
dalam masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia (MP3EI)
telah ditetapkan sebagai salah satu koridor ekonomi nasional yaitu koridor
ketiga kalimantan yang dijadikan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil
tambang dan lumbung energi nasional.
Proyek MP3EI yang
teridentifikasi di Kalimantan Timur :
1. Pembangunan Express Way Samarinda -
Balikpapan
2. Pengembangan Kapasitas Pelabuhan Maloy
3. Pembangunan Jembatan P. Balang Bentang
Panjang 1.314 m
4. Percepatan Pembangunan Bandara Samarinda Baru
5. Pembangunan Terminal Peti Kemas Kariangau
6. Satker Sementara Pembangunan Pelabuhan PPU
dan Kariangau
7. Peningkatan Jalan Tj Selor-Tj. Redep - Maloy
8. Pembangunan Jembatan P. Balang Bentang Pendek
9. Peningkatan Jalan Samarinda-Bontang –
Sangatta - Maloy
10. Pelebaran Jalan
Samarinda-Tenggarong
11. Satker Sementara
Pembangunan Faspel Laut Maloy/Sangkulirang
12. Pembangunan Waduk
Wain untuk kebutuhan air baku
13. Pelebaran Jalan
menuju P. Derawan
14. Pembangunan
Pelabuhan Tanjung Issuy
15. Pelabuhan Tanah
Grogot
16. Kanpel Nunukan
17. Pembangunan Jalan
Lingkungan di Derawan dan Tanjung Batu
18. Pembangunan
Pembangkit Listrik
19. Bandara
Balikpapan
20. Pembangunan
Fasilitas Transmisi Kelistrikan
21. Pembangunan Jalur
Kereta Api Puruk Cahu–Tanjung Isuy sepanjang 203 km
Total Investasi
Infrastruktur sebesar Rp. 50,82 T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar