Jalan paralel perbatasan Kalimantan – Malaysia sepanjang 1.920 km. Daerah Kalbar memiliki panjang 811.32 km yang terbagi menjadi dua yakni 607.81 km berstatus jalan NON NASIONAL dan 203.51 km JALAN NASIONAL. Pada bulan Juli 2020, jalan paralel sepanjang 811.32 km tersebut telah tembus seluruhnya dari Temajok hingga Batas Provinsi Kalbar/Kaltim. Untuk daerah Kaltara dari 1.920 km jalan paralel perbatasan di Kalimantan, yang berada di Provinsi Kaltara sepanjang 824 km dan Kaltim sepanjang 244 km. Jalan tersebut sudah bisa tersambung dan fungsional pada akhir 2019 dengan kondisi sebagian beraspal, sebagian perkerasan agregat, dan perkerasan tanah. Rata-rata seluruh jalan memiliki lebar minimal 6 meter dan ruang milik jalan (Rumija) antara 15 - 25 meter.
It is believed that by opening up this isolation by road, it will automatically generate new ideas in terms of opening up economic opportunities. The parallel border road will open tourism activists to further beautify their tourist destinations along the border road. Various destination locations in Kalimantan are really interesting and can be tempting destinations. For example in West Kalimantan, there are several well-known tourist destinations such as: Bukit Penjamur Bengkayang, Bengkayang; Mananggar Waterfall, Hulu Sungai Landak, Kab Landak; Danau Sentarum, Kab. Kapuas Hulu; Bukit Kelam, Sintang District; Temajuk Beach and Pulau Selimpai, Sambas Regency; Kapuas River is the longest river in Indonesia. Starting from Pontianak to the Putusibau mountains, it is approximately 1143 km.
Demikian
juga untuk daerah Kalimantan Utara, untuk saat ini sudah banyak yang menarik
seperti : Air Terjun Krayan, Long
Midang, Krayan Kab Nunukan; Air Terjun
Sianak, bambangn, Sebatik Nunukan; Bukit Damai Gn. Bahagia, Kec. Balikpapan
Selatan, Kota Balikpapan.; Giram Luyu Desa Labang, Kec. Lumbis Ogong, Kab.
Nunukan; Long Bawan, Long Bawan, Kec. Krayan, Kab. Nunukan; Pantai Kayu Angin
Tanjung Karang, Sebatik, Kab. Nunukan.; Sungai Hitam Desa Tabur Lestari, Kec.
Seimenggaris, Kab. Nunukan.; Desa Long Beluah, Kec. Tanjung Palas Barat, Kab.
Bulungan.; Batu Tumpuk Panca Agung, Kec. Tanjung Palas Utara, Kab. Bulungan.;
dan Gunung Putih, Kec. Tanjung Palas, Kab. Bulungan
Hal
ini juga akan menambah gairah para pebisnis perkebunan untuk lebih
mengoptimalkan potensi perkebunannya dst dst. Suatu kondisi yang tidak akan
dibiarkan oleh para penggiatnya. Mislanya saja kita melihat saat PLBN Naga
Badau[2]
diresmikan. "Saat itu juga terlihat sudah ada pergerakan menuju tempat
wisata Temajok, kalau sebelumnya warga Indonesia yang ke wilayah Malaysia,
sekarang warga Malaysia banyak yang ke
wilayah Indonesia. Dulu warga Indonesia di perbatasan biasanya berhari - hari
jalan kaki dan naik motor belanja ke wilayah Malaysia, sekarang sudah belanja
ke ibu kota kecamatan atau desa terdekat karena sudah banyak toko,"
Kehadiran
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) seolah mengubah wajah Nanga Badau, Kapuas Hulu
sebagai daerah ujung Indonesia. PLBN Badau juga membuka keran ekonomi bagi
masyarakat setempat. PLBN Badau yang diresmikan tahun 2018 oleh Presiden Jokowi
menjadi jalur utama lalu lintas masyarakat dari Indonesia menuju Malaysia dan
sebaliknya. Setiap harinya, sebelum masa pandemi, sekitar 200 orang melintas di
PLBN yang memiliki bangunan dengan corak ukiran khas Suku Dayak tersebut.
"Jadi memang pergerakan ekonomi (dengan adanya PLBN Badau) cukup bagus. Apalagi masyarakat diberi fasilitas oleh pemerintah jadi mulai bagus, tapi dengan adanya COVID jadi mulai terhenti. Kita berharap 2021 kembali normal," kata Agato saat ditemui detikcom di kantornya beberapa waktu lalu.
Agato
menambahkan efek ekonomi lain yang muncul dari pengoperasian PLBN Badau, yakni
penyerapan tenaga kerja lokal. Ia menguraikan tenaga pendukung di area kantor
dan fasilitas pendukung PLBN Badau mayoritas mengandalkan SDM lokal dari Nanga
Badau dan sekitarnya.
"(Pedagang)
Pasar wisata dan tenaga kerja di sini mayoritas lokal terutama tenaga pendukung
seperti security, petugas kebersihan, tanaman, teknisi kita utamakan tenaga
kerja lokal. Karena Presiden mengharapkan dengan dibangunnya PLBN masyarakat
perbatasan ekonominya tubuh dan mereka menjadi sejahtera. Dengan lancarnya
jalanan di sini kita bisa lihat geliat ekonomi di perbatasan sudah mulai
naik," papar Agato.
Dampak
dibukanya PLBN terhadap ekonomi di Badau dirasakan oleh Sumiwati (38), salah
satu warga di Nanga Badau. Sumiwati yang merupakan pengrajin Sugu Tinggi-riasan
kepala khas Suku Dayak Iban-mengatakan PLBN Badau memudahkannya mengirim barang
ke Malaysia.
"Ya
jadi lebih mudahlah bang kita untuk kirim barang ke Malaysia. Karena saya kan
buat kerajinan pembelinya banyak dari Malaysia. Adanya PLBN ini membuat
pengiriman jadi lebih lancar dan cepat, perekonomian jadi semakin baik,"
ulas Sumiwati.
Muhammad
Iqbal (23) yang menjadi agen BRILink dekat PLBN Badau menceritakan, keberadaan
PLBN Badau berdampak pada peningkatan transaksi di tokonya. Disebutkan Iqbal,
banyak orang Indonesia yang bekerja di Malaysia mampir ke tokonya untuk menukar
dan mengirim uang kepada kerabatnya di Indonesia.Menurut Iqbal, para WNI
tersebut menyeberang ke Badau untuk mengirim uang, lantaran prosesnya lebih
mudah. Mereka tinggal menukar uang ke agen BRILink seperti Iqbal, lalu uang
tersebut bisa langsung dikirim ke sanak saudara mereka. "Karena kan rekening
Malaysia susah kirim ke Indonesia. Makanya mereka ke Indonesia dulu tukar
ringgitnya ke rupiah," sebut Iqbal yang merupakan perantau dari Sumatera
Barat.
Geliat
perekonomian di Badau juga tercermin dari peningkatan jumlah tabungan dan
kredit yang disalurkan BRI Unit Badau. Dua item keuangan tersebut nilainya
terus meningkat dari tahun ke tahun. Sampai dengan November 2020, jumlah
tabungan di BRI Unit Badau menginjak angka Rp 48,5 miliar. Meningkat cukup
signifikan dari jumlah tabungan tahun 2019, yang berjumlah Rp 40,9 miliar.
Nilai Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan BRI juga meningkat, dari Rp 7,
2 miliar di akhir 2019 menjadi Rp 18,7 miliar sampai dengan November 2020.
Setelah peresmian PLBN Presiden Jokowi meminta semua pihak untuk
menggerakkan roda ekonomi di Entikong dan memanfaatkan keuntungan
sebesar-besarnya dari keberadaan PLBN Entikong. Jokowi minta dibuat pasar yang
besar, lokasinya sudah ditentukan agar masyarakat bisa menikmati pergerakan
ekonomi di PLBN. “Agar masyarakat bisa ambil keuntungan sebesarnya dari
perbaikan PLBN ini. Untuk sinergi yang lebih baik PLBN Entikong akan didukung
oleh Pelabuhan Internasional Kijing Mempawah. Dengan adanya pembangunan
pelabuhan Internasional Kijing ini, Kalimantan Barat dapat memiliki dua pintu
ekspor dan impor, yakni pelabuhan Kijing dan jalur darat melalui Pos
Pemeriksaan Lalu Lintas (PLBN) Entikong yang tentu masih perlu dikembangkan
infrastrukturnya.
Pelabuhan Intl Kijing akan menjadi pelabuhan di wilayah Alur
Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I yang meliputi Sumatera dan Kalimantan Barat.
Kawasan ini akan menjadi pelabuhan padat. “Ekspor Kalbar bisa melalui pelabuhan
ini. Jadi kalau kita ekspor CPO tidak lagi melalui pelabuhan tetangga
(Malaysia).
Pelabuhan Kijing dirancang sebagai pelabuhan HUB untuk mampu
melayani kapal kontainer ukuran besar dengan kapasitas di atas 10 ribu twenty foot equivalent units (TEUs).
Terminal peti kemas Kijing juga disiapkan dengan kapasitas 2 juta TEUs per
tahun yang akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yang
diharapkan mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi khususnya di Kalimantan
Barat.
Dipercaya setelah pelabuhan ini beroperasi akan ada banyak kargo
yang melintas di sana. Pelabuhan ini, akan menjadi salah satu bagian dari
program tol laut Jokowi. Pemda berharap pelabuhan Kijing jadi
bagian dari Tol Laut. Ini multiplier effectnya akan sangat besar. Ditambah lagi
kalau jalan Tol Pontianak-Entikong sudah ada dan beroperasi.
Dengan adanya program tol laut ini, perdagangan di Indonesia
yang selama berpusat di Jawa akan bergeser ke daerah-daerah lain, termasuk
Kalimantan, khususnya kawasan perbatasan. Memang dibutuhkan waktu untuk
menjadikan wilayah tengah dan timur sebagai pintu ekspor. Sebab, industri harus
dikembangkan terlebih dahulu. Untuk menggapai target itu, pemerintah kini
tengah menyusun payung hukum yang akan mengatur agar impor beberapa komoditas
tertentu tidak boleh masuk ke pelabuhan di kawasan Indonesia Barat, melainkan
harus masuk melalui pelabuhan di kawasan Indonesia Timur. Memang ada skema
perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) memang membuat
Indonesia tidak bisa menolak impor produk-produk dari negara yang sudah meneken
perjanjian FTA. Padahal, arus barang melalui kawasan Indonesia Barat seperti
Batam dan Jakarta sudah sangat padat.
Selain itu, karena masuk dari wilayah barat, ketika kemudian
didistribusikan ke wilayah timur, barang-barang menjadi lebih mahal. Karena
itu, menggeser pintu masuk impor ke wilayah timur dan tengah ibarat sekali
dayung dua pulau terlampaui. Yakni, mengembangkan wilayah timur sekaligus
membuat harga produk di wilayah timur menjadi lebih murah. Langkah itu
sekaligus merespons pergeseran kekuatan ekonomi dunia yang duhulu berada di
barat, khususnya Eropa, melintasi Samudra Atlantik. Namun, dalam beberapa
dasawarsa terakhir, negara-negara di sepanjang Samudra Pasifik –yang dimotori
Jepang, lalu diikuti Korea Selatan serta Tiongkok– menjadi kekuatan ekonomi
baru dunia.
Kita tahu, disamping PLBN Entikong, Pelabuhan Internasional
Kijing, PLBN Aruk pemerintah kini sudah selesai membangun simbol simbol
kedaulatan Negara berupa pembagunan kembali 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN).
Adapun ke 7 PLBN yang tersebut yaitu PLBN Motaain, Motamasin, dan Wini di Nusa
Tenggara Timur (NTT). Kemudian di Kalimantan Barat ada Aruk, Nanga Badau dan
Entikong, dan di Papua ada di Skouw. Sebenarnya ke 7 PLBN tersebut sebelumnya
sudah ada namun dianggap tidak layak sehingga diratakan dan kemudian dibangun
baru.Selain 7 PLBN tersebut ada tambahan 2 PLBN lagi yang akan diperbaiki yaitu
PLBN Oupoli dan Waris yang masih dalam tahap Pra Design. Membangun
Infrastruktur di perbatasan dimulai dari sekitar PLBN yakni infrastruktur yang
bisa mempercepat pengembangan Kawasan Perbatasan, seperti pasar, perumahan,
dll. Kita berharap Pemda terkait disekitar PLBN tersebut juga ikut
berperan aktif untuk membuka isolasi di wilayahnya, yakni dengan memperkuat
sarana Ekspor dan Impor bagi kesejahteraan Rakyat. Sehingga bisa membuat produk
pproduk Indonesia jadi unggul di perbatasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar