Senin, 03 Agustus 2009

Memahami Karakteristik laut Indonesia

Oleh : Desk Perbatasan 


 Wilayah perairan Indonesia terletak dijalur pertemuan pergerakan 3 (tiga) lempeng utama dunia yang paling aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Samudera Pasifik dan lempeng Benua Eurasia. Posisi kerangka geologi yang demikian memberi keuntungan karena lempeng tersebut merupakan tempat yang potensial adanya sumber daya energi dan mineral yang terbesar di lautan dan di darat. Laut Jawa, Laut Cina Selatan, Paparan Sunda dan Kalimantan merupakan sub sistem lempeng Benua Eurasia. Batuan penyusun diwilayah perairan ini merupakan pelemparan dari batuan berumur Tersier yang beralaskan batuan Mesozoikom yang dijumpai di Jawa Bagian Utara Kalimantan Bagian Barat dan Sumatera Bagian Timur. Wilayah perairan ini merupakan wilayah yang potensial sumber daya energi, khususnya minyak dan gas bumi. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila diwilayah tersebut dijumpai cadangan minyak dan gas bumi yang besar seperti di Laut Jawa disekitar Pulau Natuna. Laut Banda, Laut Maluku, Laut, Laut Sulawesi dan Samudera Indonesia merupakan zona transisi mempunyai geologi yang berbeda dengan geologi yang dijumpai di Paparan Sunda. Zona Transisi ini adalah zona pertemuan dari lempeng-lempeng Samudera Pasifik, Samudera Indonesia, Benua Eurasia dan Benua Australia, sehingga batuan penyusunannya merupakan pencampuran dari batuan asal lempeng-lempeng tersebut. Oleh karena itu, geologi diwilayah ini lebih rumit tetapi menghasilkan sumber daya energi dan banyak ragam nineral. 

Pada wilayah yang didominasi oleh batuan asal samudera biasanya membawa cebakan-cebakan mineral logam seperti nikel, kromit dan mangan, sementara bagi wilayah dimana ditemukan batuan asal benuanya ditemukan sumberdaya energi seperti yang dijumpai diperairan antara pulau-pulau Banggai-sula dan Sulawesi bagian Timur. Daerah zona transisi banyak dilewati oleh sesar-sesar aktif yang pada daerah rekahannya serinh dijumpai endapan sulfida masif. Zona ini juga banyak dijumpai kegiatan gunung api bawah laut yang mempunyai potensi sebagai tempat terdapatnya endapan sulfida hidrothermal. Strukutur geologi yang ada memberikan potensi pertambangan dan energi lepas pantai. Potensi sumber daya hidrokarbon saat ini sebesar 77,32 miliar barel minyak, dan sekitar 332,7 triliun kaki kubik gas bumi, potensi ini sekitar 70 % berada dilepas pantai dan lebih dari separuhnya terletak didalam laut. Pada tahun 2000 produksi minyak 1,4 juta barel minyak dan 8,5 miliar kaki kubik gas bumi per hari, produksi tersebut 37 % diantaranya diproduksi dari lepas pantai. Produksi ini terutama berasal dari ladang minyak gas bumi dilaut Jawa, lepas Pantai Kalimantan timur, Laut Natuna dan Selat Malaka. Sejauh ini telah diketemukan bahwa dasar laut Indonesia memiliki 60 cekungan sedimen yang mempunyai potensi kandungan hidrokarbon. Dari jumlah itu, 38 cekungan telah dieksplorasi, 14 cekungan telah berproduksi dan sisanya 22 cekungan belum dieksplorasi. Kekayaan lain yang belum tereksplorasi adalah energi alam yang berasal dari arus, gelombang, angin, perbedaan temperatur serta panas bumi bawah laut. Kondisi geologi dan tektonik pula yang menyebabkan Indonesia merupakan wilayah aktif gempa bumi. Secara kasar diperkirakan sekitar 10 % gempa bumi berskala tinggi dari 6,5 Richter telah menyebabkan bencana Tsunami di Indonesia. Sumber bencana dapat berasal dari wilayah Indonesia ataupun dari luar wilayah Indonesia. Berkaitan dengan tektonik ini Indonesia juga merupakan bagian utama dari rantai api (ring of fire) bumi dengan 127 gunung api aktif.




Tidak ada komentar: